Sejak pemilihan presiden medusa88 yang disengketakan pada 9 Oktober 2024, Mozambik telah mengalami gelombang protes yang signifikan dari pendukung oposisi yang menentang hasil pemilu tersebut. Partai yang berkuasa, Frelimo, yang telah memimpin sejak 1975, kembali memenangkan pemilu dengan kandidatnya, Daniel Chapo, memperoleh 70,7% suara. Namun, oposisi dan pengamat internasional menuduh adanya kecurangan yang meluas dalam proses pemilihan ini.
Protes mulai memanas pada akhir Oktober 2024, ketika polisi menembaki demonstran di ibu kota, Maputo, mengakibatkan setidaknya 11 orang tewas dan 50 lainnya terluka. Insiden ini menambah ketegangan di seluruh negeri, dengan oposisi mengklaim bahwa mereka sebenarnya memenangkan 53% suara dan telah mengajukan gugatan hukum yang didukung oleh dokumentasi ekstensif.
Situasi semakin memburuk pada 18 Oktober 2024, ketika dua tokoh senior oposisi dibunuh dalam sebuah insiden penembakan yang diyakini bermotif politik. Pembunuhan ini memicu kemarahan publik dan meningkatkan intensitas protes di berbagai kota besar, termasuk Maputo dan Nampula. Human Rights Watch melaporkan bahwa setidaknya 10 anak tewas dan puluhan lainnya terluka akibat tindakan keras aparat keamanan selama protes tersebut.
Pada 25 Desember 2024, situasi semakin tidak terkendali dengan terjadinya pelarian massal hingga 6.000 tahanan dari penjara, yang kemudian digunakan pemerintah sebagai alasan untuk melakukan tindakan keras yang lebih brutal. Kelompok hak asasi manusia melaporkan adanya penggerebekan dari rumah ke rumah, eksekusi tanpa proses hukum, dan penindasan sistematis terhadap para demonstran. Sejak saat itu, lebih dari 130 orang dilaporkan tewas akibat tindakan keras pemerintah.
Pada 5 Maret 2025, polisi Mozambik kembali menembaki pendukung oposisi yang berkumpul di Maputo untuk memprotes pemerintahan Chapo. Insiden ini mengakibatkan satu orang terluka. Protes tersebut terjadi menjelang penandatanganan kesepakatan antara pemerintah dan beberapa partai politik untuk mengakhiri bulan-bulan protes terkait kemenangan kontroversial Chapo. Namun, pemimpin oposisi, Venâncio Mondlane, yang dikecualikan dari pembicaraan tersebut, menegaskan akan melanjutkan protes menentang pemerintah. citeturn0news6
Tindakan keras pemerintah terhadap demonstran telah menuai kecaman internasional. Banyak yang menilai bahwa respons berlebihan dari aparat keamanan dapat mengancam stabilitas negara dan memperburuk krisis politik yang sedang berlangsung. Meskipun ada upaya untuk meredakan ketegangan melalui dialog politik, eksklusi tokoh-tokoh oposisi utama dari proses tersebut menimbulkan keraguan tentang efektivitas solusi damai dalam waktu dekat.
Secara keseluruhan, situasi di Mozambik mencerminkan tantangan besar dalam proses demokratisasi di negara tersebut. Dengan sejarah panjang pemerintahan oleh satu partai dan tuduhan kecurangan pemilu yang berulang, kebutuhan akan reformasi politik yang inklusif dan transparan menjadi semakin mendesak. Hanya melalui dialog yang melibatkan semua pihak dan komitmen terhadap prinsip-prinsip demokrasi serta hak asasi manusia, Mozambik dapat berharap untuk mencapai stabilitas dan perdamaian yang berkelanjutan.